|
Ketika, aku duduki di depan teras kediaman sekitar jam 06:00-20 menit sore harinya di kawasan kampung halaman paniai wilayah adat agadide mulai munculnya suara burung kiukai bernyari berbunyinya sangat senang mendengarkan.
Sungguh aku patah semangat ketika, dengar suaranya mulai teringat kembali beberapa lama yang tersilam ilang dari sisiku, dan mulai muncul merindukan yang jauh di sana merantau daerah orang untuk mengejar impian.
Angin awabou pun bergoyang di sekitarnya hati merasa tidak nyaman.
senyum-nya menimbulkan semangat yang sangat indah pada diri ku ini
Ku lihat amati dengan baik dan merenungkan
Bunyinya.....
Aku harus di hargai atau tidak di hargai
ia tetap bernyarin
Di inginkan atau tidak di inginkan ia tetap berkicau dengan suara yang keras.
Ia tetap juga berbunyi walau apapun yang terjadi.
Burung Ia tidak peduli dengan sikap orang orang amati dan merenungkan terhadap nya
Kemudian momen itu lah aku berfikir
Mengapa aku sering mengeluh jikalau diri ku tidak di hargai
Jika, aku hargai pasti aku pun bisa menyadari kenapa aku tidak?
Aku harus kuat seperti suara burung kiukai yang selalu berbunyi setiap jam 06:00-20 menit, ataupun pagi harinnya, walau apapun yang terjadi.
Karya dari Kampung halamannya.
Tags
Puisi